20140523

Ketika 3 X 8 = 23

Yan Hui adalah murid kesayangan Confucius yang suka belajar, sifatnya baik. Pada suatu hari ketika Yan Hui sedang bertugas, dia melihat satu toko kain sedang dikerumuni banyak orang. Dia mendekat dan mendapati pembeli dan penjual kain sedang berdebat. Pembeli berteriak: “3×8 = 23, kenapa kamu bilang 24?” Yan Hui mendekati pembeli kain dan berkata: “Sobat, 3×8 = 24, tidak usah diperdebatkan lagi.”

Pembeli kain tidak senang lalu menunjuk hidung Yan Hui dan berkata: “Siapa minta pendapatmu? Kalaupun mau minta pendapat mesti minta ke Confusius. Benar atau salah Confusius yang berhak mengatakan.” Yan Hui: “Baik, jika Confucius bilang kamu salah, bagaimana?” Pembeli kain: “Kalau Confucius bilang saya salah, kepalaku aku potong untukmu. Kalau kamu yang salah, bagaimana?” Yan Hui: “Kalau saya yang salah, jabatanku untukmu.”

Keduanya sepakat untuk bertaruh, lalu pergi mencari Confucius. Setelah Confucius tahu duduk persoalannya, Confucius berkata kepada Yan Hui sambil tertawa: “3×8 = 23. Yan Hui, kamu kalah. Berikan jabatanmu kepada dia.” Selamanya Yan Hui tidak akan berdebat dengan gurunya. Ketika mendengar Confucius berkata dia salah, diturunkannya topinya lalu dia berikan kepada pembeli kain. Orang itu mengambil topi Yan Hui dan berlalu dengan puas.

Walaupun Yan Hui menerima penilaian Confucius tapi hatinya tidak sependapat. Dia merasa Confucius sudah tua dan pikun sehingga dia tidak mau lagi belajar darinya. Yan Hui minta cuti dengan alasan urusan keluarga. Confusius tahu isi hati Yan Hui dan memberi cuti padanya. Sebelum berangkat, Yan Hui pamitan dan Confucius memintanya cepat kembali setelah urusannya selesai, dan memberi Yan Hui dua nasihat: “Bila hujan lebat, janganlah berteduh di bawah pohon. Dan jangan membunuh.” Yan Hui menjawab, “Baiklah,” lalu berangkat pulang.

Di dalam perjalanan tiba-tiba angin kencang disertai petir, kelihatannya sudah mau turun hujan lebat. Yan Hui ingin berlindung di bawah pohon tapi tiba-tiba ingat nasihat Confucius dan dalam hati berpikir untuk menuruti kata gurunya sekali lagi. Dia meninggalkan pohon itu. Belum lama dia pergi, petir menyambar dan pohon itu hancur. Yan Hui terkejut, nasihat gurunya yang pertama sudah terbukti. Apakah saya akan membunuh orang? Yan Hui tiba di rumahnya saat malam sudah larut dan tidak ingin mengganggu tidur istrinya. Dia menggunakan pedangnya untuk membuka kamarnya. Sesampai di depan ranjang, dia meraba dan mendapati ada seorang di sisi kiri ranjang dan seorang lagi di sisi kanan. Dia sangat marah, dan mau menghunus pedangnya. Pada saat mau menghujamkan pedangnya, dia ingat lagi nasihat Confucius, jangan membunuh. Dia lalu menyalakan lilin dan ternyata yang tidur disamping istrinya adalah adik istrinya.

Pada keesokan harinya, Yan Hui kembali ke Confucius, berlutut dan berkata: “Guru, bagaimana guru tahu apa yang akan terjadi?” Confucius berkata: “Kemarin hari sangatlah panas, diperkirakan akan turun hujan petir, makanya guru mengingatkanmu untuk tidak berlindung dibawah pohon. Kamu kemarin pergi dengan amarah dan membawa pedang, maka guru mengingatkanmu agar jangan membunuh”. Yan Hui berkata: “Guru, perkiraanmu hebat sekali, murid sangatlah kagum.” Jawab Confucius : “Aku tahu kamu minta cuti bukanlah karena urusan keluarga. Kamu tidak ingin belajar lagi dariku. Cobalah kamu pikir. Kemarin guru bilang 3×8=23 adalah benar, kamu kalah dan kehilangan jabatanmu. Tapi jikalau guru bilang 3×8=24 adalah benar, si pembeli kainlah yang kalah dan itu berarti akan hilang 1 nyawa. Menurutmu, jabatanmu lebih penting atau kehilangan 1 nyawa yang lebih penting?”

Yan Hui sadar akan kesalahannya dan berkata : “Guru mementingkan yang lebih utama, murid malah berpikir guru sudah tua dan pikun. Murid benar2 malu.” Sejak itu, kemanapun Confucius pergi Yan Hui selalu mengikutinya.

Lanjutkan...

20140401

Seorang Ibu Setiap Hari Menelpon Putrinya Yang Telah Meninggal

Di Taiwan, ada seorang Ibu yang sudah berumur tujuh puluh tahun yang menunggu telepon putrinya setiap hari. Dia selalu mendengar pesan suara putrinya, "Maaf, aku sibuk sekarang, silakan tinggalkan pesan."Oh...! Itu suara pesan putriku Qingqiao. Hal itu membuat ibunya tidak bisa menahan senyumnya.

Walaupun mengetahui bahwa putrinya tidak bisa di telepon, tapi ia masih tetap senang untuk menjawab, "Nak, Anda sekarang sedang sibuk dan Ibu akan meneleponmu lagi besok !"Sebenarnya, sang pemilik suara itu telah meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil tiga tahun yang lalu. Sebuah pesan suara yang akrab dan ramah adalah satu-satunya cara Ibunya untuk menemukan putrinya.

Hal ini sepertinya sebuah kunci ajaib, Anda selalu dapat membuka pintu yang menuju ke taman rahasia.Seperti sekuntum bunga yang selalu mekar dan penuh dengan semua kelembutan tentang memori putrinya. Walaupun kini putrinya tidak menggunakan telepon lagi, tapi Ibunya masih tetap membayar biaya bulanan tepat waktu.Setiap mendengarkan pesan suara setiap kalimat, ia masih merasa bahwa putrinya masih ada dan di perusahaan itu bekerja.

Ibunya selalu tampak duduk di samping putrinya dan tersenyum padanya. Melihat jari lincah putrinya menekan keyboard, mendengar putrinya berbicara dengan rekan-rekannya di ruang konferensi dan melihat putrinya fotokopi dokumen ke mesin fotokopi ......Dalam lamunan manis, Ibunya setiap malam menahan rasa sakit inci demi inci seperti laut yang luas. Walaupun kadang-kadang hanya sebuah kata, tetapi hal ini dapat membuat Anda dapat mengangkut hati yang lembut.Tapi pada suatu hari, ketika seperti biasanya dia ingin mendengar pesan suara putrinya di telepon, pesan suara itu benar-benar telah menghilang !

Dia hanya bisa mendengar bunyi suara bip satu kali dan sesudah itu ditutup.Ibunya seketika itu menjadi panik, tampaknya seperti seolah-olah dia telah kehilangan seluruh dunia. Dengan susah payah, Ibunya berusaha untuk menemukan pelanggan layanan panggilan telepon putrinya.Telepon tersambung sesaat, tapi yang terdengar suara operator layanan sehingga membuat air matanya berkabut. Sambil mendengar pertanyaannya, ia menjelaskan dengan sabar.

Awalnya, perusahaan telekomunikasi sudah menginformasikan pada pelanggan melalui SMS, bahwa sistem suara akan ditingkatkan. Jadi silakan tinggalkan pesan dengan ucapan suara lama untuk transisi ke sistem baru untuk menyimpan, jika tidak maka akan hilang.Tapi sang Ibu tidak pernah melihat SMS. Jadi sistem baru online yang seminggu kemudian itu membuatnya telah kehilangan pesan suara putrinya yang berharga itu..Ibunya benar-benar kehilangan akal, "Ini adalah pesan putriku yang mati, lalu apa yang bisa saya lakukan lagi......" Ibunya yang sudah berumur hampir tujuh puluh tahun, menangis terseduh-seduh seperti anak yang tak berdaya.

Petugas layanan pelanggan segera menyampaikan kepada Direktur tentang masalah ini, sehingga Direktur cepat-cepat melaporkannya kepada departemen perusahaan TI. Staf layanan menghabiskan waktu selama satu bulan untuk mencari dari jutaan pengguna kotak pesan suara lama.Akhirnya mereka menemukan rekaman pesan suara putrinya. Mereka segera mulai belajar bagaimana membuat reproduksi suara dengan menggunakan perusahaan telepon ke ponsel putrinya.

Kemudian dari sistem perekaman call center, kata-kata ini ditulis dan mengimpor sistem suara baru.Siang dan malam Ibu Qingqiao menantikannya, akhirnya dia bisa mendengarkan kembali pesan suara putrinya, Qingqiao. Saat itu, dengan perasaan riang dia tertawa, "Dengarlah! Dengarlah !" Dia merasa seperti putrinya yang tersayang sedang bersandar di sisinya dan satu tangannya sedang mengelus kepalanya.Untuk tidak pernah kehilangan pesan ini, maka rekaman dari personil perusahaan menyalin pesan suara itu ke CD dan memberikan Pada Ibu Qingqiao sebagai hadiah untuknya.

Kita adalah orang-orang biasa, tidak dapat mencegah bencana alam, kecelakaan mobil, tsunami, tapi kita bisa memberikan cinta kasih dan perhatian pada seorang Ibu yang telah peduli pada anaknya untuk memulihkan patah hatinya, agar tetap semangat untuk menghadapi yang telah terjadi.

Menghormati orang tua pada kenyataannya tidak menghabiskan banyak waktu dan uang.Sebuah kata, ucapan, ciuman, pesan teks, karangan bunga, pelukan ......Kadang-kadang hal itu telah membuat orang tua menangis terharu. Orang tua di dunia sebenarnya sangat ingin untuk bertemu.Pohon itu mungkin lebih tenang, jika angin tidak bertiup. Seorang anak tentu tidak ingin orang tuanya menunggu.

Lanjutkan...

  © Blogger templates Newspaper by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP